Selasa, Juni 02, 2009

PETRUK DADI RATU


Mata ini masih terasa berat, saat adzan subuh melantun di masjid dekat rumah yang membangunkanku setelah lelap hanya 3 jam. Semalam harus ngelembur menyiapkan bahan yang mesti kubawa seminar di Depkes. Setelah mandi dan shalat, kami mesti bergegas ke bandara agar tidak ketinggalan pesawat pertama. Kesibukan mondar-mandir Semarang-Jakarta mungkin akan makin sering kulakukan, dan kali ini aku sengaja mengajak my sweety. Maksudku agar dia lebih paham tentang dunia pekerjaan suaminya dan siapa tahu juga tertarik untuk menapak karir baru sebagai konsultan kesehatan.

Setelah sampai bandara pas waktunya untuk boarding sehingga kami langsung naik pesawat, perjalanan ke Jakarta kami lalui dengan lancar. Sesampai di hotel tempat acara seminar di bilangan Casablanca, kami masih sempatkan diri untuk istirahat sejenak di dalam bar. Secangkir hot cappucino disambi sebatang udud cukup merilekskan pikiran… “Piye say, sudah siap beraksi?” kataku ke my sweety .. “Pokoke aku ikut aja Jo..” dia mengangguk sambil tersenyum… duuh mak nyeesss .. OK ntar kita coba bertandem yach ...

Selama 16 tahun pernikahan kami baru kali ini akhirnya tampil berdua dalam satu pekerjaan.. agak canggung …tapi bagaimanapun komitmen kami tidak akan berubah, yaitu kami tak mau bertandem secara permanen! Bukan apa-apa supaya tetep ada harmoni dan variasi aja …bayangkan akan terasa hambar & boring kalau kita ngobrol ternyata kok yang diomongin semuanya sama …?

Tepat pukul 9.45 acara seminar tentang pembuatan guideline Ante Natal Care (ANC) yang terintegrasi dimulai dan kami mengikuti dengan khidmat … tak terasa sehari penuh kami mendengar celoteh dan keluh kesah dari para pembicara tentang runyamnya fragmentasi yang terjadi selama ini dalam melayani kesehatan ibu hamil .. Saling kapling-mengkapling dan keegoisan antar berbagai pihak inilah yang akan dikikis melalui komitmen bersama yang diwujudkan dalam sebuah pedoman kerja yang terintegrasi.

Diakhir session kami dipanggil oleh panitia dan diperkenalkan kepada dua orang pentolan pemegang program di Depkes, sebut aja Ibu M dan Ibu D. Tahukah apa yang pertama-tama mereka ucapkan? "Oooh, ini to, konsultannya? Kenapa sejak tadi tidak diperkenalkan terlebih dulu pada saya?" Aku dan my sweety sempat melongo. Lho, bukankah staf beliau juga yang mengundang kami ke sini? … tapi dengan sigap aku bilang “ Nggih bu, maaf kami memang belum sempat ke kantor menghadap ibu, karena kami juga baru diundang saat ini”.
Ternyata itu belum sampai klimaksnya. Setelah basa-basi sejenak, kami mohon ijin untuk menghubungi kembali beliau berdua dalam rangka mendapatkan tambahan atau rincian informasi yang kami butuhkan dalam penyusunan pedoman program terintegrasi tersebut. Tiba-tiba beliau berkata, "Lhoo semestinya anda audiensi dulu dengan saya dan segenap staf saya, juga konsultan saya kalau ingin tahu program-program saya,". Dan sungguh tak dinyana, kami juga disindir, "Lho mas, kalau bertamu ke rumah orang itu seharusnya kulonuwun dulu dong!" ..alamak,hari gini masih harus pakai tata cara konvensional seperti itu ..? Aku dan my sweety terdiam lagi. Okelah, kami menyetujui untuk datang ke masing-masing bidang untuk beraudiensi. Dan karena kami bukan 'orang dalam' tentunya kami perlu mengatur jadwal untuk audiensi tersebut.
My Sweety: “Boleh minta Hp ibu ..? supaya nanti kami bisa janjian dengan ibu untuk menghadap ?”
Ibu M : “ Nih nomornya 08xxxxx .., tapi kalau mau ketemu yaa jangan janjian sama saya dong. Seharusnya you check dulu sama sekretaris saya."
My Sweety: “ Ooh maaf, nomor sekretarisnya kalau boleh tahu bu ..?”
Ibu D : “Lho, kalian itu gimana sih …nanya nomor sekretaris kok ke kita? yaa nggak mungkin hafal dong kita? Tanya lah ke kantor sana..."
My Sweety : "Baik ibu, kira-kira kapan ya ibu ada waktu agar kami bisa menghadap ibu?"
Ibu M dan D : "Waduuh, kami ini sibuk sekali. Seminggu ke depan saja kami sudah ada acara keluar kota untuk ini, untuk itu...belum tau saya"
My Sweety : "Baik, kalau begitu nanti kami menghubungi ibu lagi via hp? "
Ibu M : "Waduuh,telponnya ya jangan ke saya, nanti ngga saya angkat lho. Telpon aja-lah sekretaris saya"
Kami jadi bingung. Katanya, kami diberi waktu hanya 1 bulan untuk mengerjakan. Padahal bidang atau program yang terkait cukup banyak. Lha kalau tidak jelas kapan kami bisa audiensi, trus bagaimana?
Teman saya yang kebetulan menjadi salah satu staf dari ibu pejabat itu mencoba membantu, " Bagaimana kalau kita adakan audiensi lagi Ibu, untuk membicarakan lebih detil rincian program yang belum tuntas di pertemuan ini?"
Ibu M : "Waah, ngga ada waktu lagi, kami ini repot dengan berbagai acara. Ya sudah datang saja ke masing-masing program deh, nanti kami pertemukan dulu dengan seluruh staf kami"
Staf beliau " Jadi...kira-kira kapan mereka perlu sowan ibu?"
Ibu D : "Halah, kita ngga tau lah pak. Coba aja-lah cek ke sekretaris. Kalo kita ditanya yaa mesti ngga ada waktu, sibuk..."

Kesekian kalinya aku dan my sweety saling mengerling sambil tersenyum …hmmm … belagu amat sih nih orang! Itu kira-kira yg muncul dibenak kami..
Ironis ternyata fenomena “sopo siro …sopo ingsun” masih banyak terjadi dilingkungan para pejabat yang merasa diri paling berkuasa atau paling penting, sungguh menyedihkan sekaligus menggelikan..! Aku jadi inget sebuah lakon wayang "Petruk Jadi Ratu" ... mungkin perilaku mereka seperti petruk (punakawan) yang tiba-tiba berubah jadi ratu dengan segala kekonyolan polahnya ...

Teman saya tadi sempat pucat mukanya… dan begitu selesai pembicaraan tersebut… dia bergegas menghampiri saya .. "sori dik ya …seperti itulah dunia kami … “ Aku nyengir “tenang aja mas … kami maklum kok” Dia lalu menggandeng tangan saya menjauh sambil berbisik “ eh dik apa aku perlu memberi tahu mereka siapa kamu sebenarnya ?” …Gubrak !! “ Emang saya siapa to mas ? ..he..he. guyon mas. Jangan mas ….nggak usah ..ntar malah nggak enak .. biarkan mengalir seperti apa adanyalah “ sahut saya. Emang yang mau dia bilangin itu apa sih ? Mungkin dia punya prinsip “melawan api itu harus dengan api” … artinya untuk melawan “perilaku tengik” dari pejabat "ecek-ecek" ini akan cukup efektif menggunakan “gertak semarangan” … saya cukup bilang begini “Maaf Ibu-ibu, tadi ada salam dari bu Menkes, beliau wanti-wanti setelah acara ini saya diminta mampir kekantornya! “ …

(ini pertama kali hasil posting tandeman dg my sweety ... thanks ya say.. )

20 komentar:

  1. hahaha..gue banget tuh si ibu sok pentingggg,tapi kalau saya harus 2 minggu sebelumnya ya bikin janji sama sekretaris saya xixixi ...
    PS:kalau berhadapan dengan orang "gila",harus ikut gila,Mas :D .. jangan2 si ibu itu dulunya tukang reparasi pompa air juga ya

    BalasHapus
  2. itulah orang yang sombong...merasa lebih... ... dsb...apalagi posisinya nanggung pasti sukanya nginjekin yang bawah tapi gelantungan sama diatasnya.
    hahahaha.....minta dipelet kali tuh Mrs. D eh...becanda-becanda....xixixixi....tapi bener lho Om kalau sampeyan mau resepnya minta aja sama Bang Bongjun pasti tuh Mrs. D jadi klepek-klepek xixixixi.....

    BalasHapus
  3. @mrpsycho
    maklum bro, karena kan bukan 1 or 2 orang ,jadi perlu di manage untuk yang lebih penting atau tidak.you have to respect what they want,then you can learn how is manage your time and respect your self like them.

    Tapi kalau bikin gila seperti MR P bilang ya buang aja hihih.

    BalasHapus
  4. hahahahaha,.....sorry saya tidak ada waktu buat komentar xixixi,........

    orang kayak gini bagusnya otaknya disetrum cah,.....hahahaha.

    PS: Mr.psycho : ibu itu bukan mantan reparasi pompa air bro,..tapi mantanmu yang kau terlantarkan hahahahahaha

    BalasHapus
  5. hhaha..
    dasar ibu2 sengak minta dijitak. Belagunya minta ampunn..!!

    PS: tandeman itu apa om?

    BalasHapus
  6. @Mr.P : ajarin gilanya dong .. mana resepnya biar cespleng? *mengisap pipa perdamaian:mode on*

    @Fer: ya yg nanggung emang biasanya bikin nggak tuntas..tas..tas he..he. btw resep pelet-nya dr bongjun ada kontra indikasinya nggak? :)

    @Aisha: emang plg berat hrs pura2 respect pd orang yg menyebalkan !! .... gimana tuh rasanya? tp demi ngupoyo upo ...kita hrs mengalah ... aaarrrggh ..
    PS: Mr.P itu sayang kalo dibuang ..sdh jd manusia antik eman2 sis ...hi.hi..

    @Bongjun: ha..ha. iya nih kmrn lupa bawa senjata pamungkas ku ... nggak ngira kalo mau ketemu pasien di sana ..xi.xi.
    resepnya peletnya punya? :)

    @Melyn: mugo2 kalau kamu tua nggak kayak mereka ya ...:)
    PS: tandeman: berpasangan .. makanya belajar kosa kata bhs indonesia lagi ya nduk ...xi..xi

    BalasHapus
  7. hehehe....petruk dadi ratu....atawa "kere munggah bale"?
    Yang jelas...kankrenganeee.....
    Mas Top, kalo besok kamu dah jadi pejabat tinggi,,,jangan lupe ame kite2 ye....P
    KAUM PROLETAR.

    BalasHapus
  8. @srex: iyo ki ... emang kangkrengane Srex.. "ora kuwat songgone" he..he..
    PS: kaum proletar itu sedulurane partai kaipang to .. dg jurus andalan mrk "tongkat pemukul anjing" ? xi..xi.

    BalasHapus
  9. aduh ngakak aku baca komentarnya bongjun sama mas srex ^_^

    gregetan juga baca cerita ibu di atas mas, mbayangkan bagaimanaa wajahnya ya, kayak bu hebring ? :D

    BalasHapus
  10. @ Ely: kok tahu ya ...emang gaya rambutnya kaya temennya bu Hebring yg cerewet itu lho ...siapa namanya ya ? ...poninya mumbul keatas ...wkwkwkwk

    BalasHapus
  11. kalau nggak salah namanya conny siapa gituh conny suteja temennya bu hebring itu, bu hebring sendiri rambutnya juga mbubul ya

    gaya ibu2 yg merasa sok penting khan biasanya begitu mas (halah sok tahu ya hihihi)biasanya gaya rambut model mbubul gini yg sering dianut ibu2 pejabat atau istri2 pejabat itu sendiri,kali kesannya rambutnya jadi lebih tinggi dr rambut perempuan lain ya , jadi lebih pede kali hihihi ... padahal kadang2 aku mikir itu rambut mbubul bisa juga buat sarang manuk hahahaha ... aduh malah nggosip nih, sorry ^_^

    BalasHapus
  12. bu subangun kali ya?!.....xixixixi

    BalasHapus
  13. @Ely: ha..ha.. pengamat mode jg nih ... tp emang tengsin jg lihat gaya rambut para ibu pejabat.. kalo gak salah dulu dipopulerkan sejak Bu Tien ya.. ? dulu diakan sering digelung kayak pakai kebaya ..shg rambutnya dimumbulin .. tahunya buat ibu2 itu hrs diikutin alias latah .. dan malah jd trade mark deh sampe skrg ..:)

    @Fer: bu subangun itu sopo maneh ? .. kalo mbok bariyah aku malah ngerti ... tee...sateee takiye ? :)

    BalasHapus
  14. wah Bro.....kayaknya aku ngerti nih siapa yang dimaksud.....
    ati-ati loh Bro....sekarang dunia maya pun tak memberi ruang untuk bebas berbicara...
    kita masih kayak zaman belanda...belum apa2 langsung ditengkep...kayak kasusnya prita mulyasari itu loh....
    wah...bisa-bisa kena dugaan peremehan nama baik...orangnya baik pun, asal jabatan dan kekuasannya "baik" gak boleh dikritik!!!
    haha...Indonesiaku negeri antah berantah....
    Indonesia...tanah air beta....negeri yang tak jaya-jaya...
    Indonesia sejak dulu kala.....korupsi di mana-mana....
    huehehe.....

    BalasHapus
  15. @sopo siro: ...ini ingsun mau bilang salam kenal bro/sis .. kalau sdh ngerti yg dimaksud bagus dong bisa utk kroscek .. he..he.
    ini bisa jadi Prita part 2 ya ? hmmm ... tttatttttuuuuuttttt .!!! tenang aja bro/sis .. everything will be all right .. tks atensi & komennya

    BalasHapus
  16. Oooohh salah Om Bu Subangun itu kan sinetron losmen jaman dulu...xixixi...sory....
    kalo Bu Bariyah.....tuh kan tantenya....melyncah...xixixixi

    BalasHapus
  17. @Fer: iya kelihatannya di sinetron losmen tuh ... emang Melyncah ada darah madura ne to cak ? ha..ha.

    BalasHapus
  18. bu bariyah??

    barak obama dulu dipanggil bari kan ya.
    jangan2 kembar pengantennya mr.barrack obama.
    xixixi..

    PS: kankrenganeee apa??

    BalasHapus
  19. saya masih baca postingannya setengah....

    udah malam....

    salam kenal.. lanjut laen kali....

    hehehehe....

    BalasHapus
  20. @Ircham: saya jg baru bangun tidur malahan nih ... salam kenal jg & trmksh mau mampir :)

    BalasHapus