Minggu, Agustus 22, 2010

Anak Lanangku

Anak lanangku,

13 tahun lebih sehari yang lalu kamu lahir kedunia di sebuah rumah bersalin kecil di dekat rumah saat itu waktu menunjukkan sekitar jam lima pagi. Bapakmu terpaksa nggak bisa ikut menemani ibumu, Bapak sedang ada pelatihan di Jogyakarta.

Saat itu kamu lahir dengan BB 3,9 Kg dan panjang badan 52 cm, termasuk normal mendekati besar. Bapakmu sebenarnya pengin menunggui kamu menghirup udara pertama kali dan menyambutmu dg gendongan serta membisikkan suara adzan dan qomat dikedua telingamu, suara yg pertama kali kau dengar dan insya allah nanti terakhir kali kau
dengar pula di dunia ini.

Anak lanangku,

Bapak mungkin tak terlalu dekat denganmu selama ini, dengan umurmu sudah mulai akil balig terus terang Bapak merasa agak jengah. Betapa hari-harimu mungkin tidak sepenuhnya bisa merasakan kehadiran seorang bapak seperti layaknya bapak yang baik dan mendidik.

Anak lanangku,

Mungkin belum ada yang membuatmu bangga dan merasa terayomi dengan figur seperti Bapak ini, banyak kesalahan dan kekhilafan yang telah Bapak lakukan dengan sengaja ataupun tidak saat membesarkanmu. Kecewamu mungkin bagaimanapun akan Bapak terima dengan sedih hati pula. Untuk itu maafkan Bapakmu ya nak ..

Anak lanangku,
Jika ada suri tauladan yang bisa kamu ambil dan jadikan bekal untuk hidupmu kelak dari figur Bapak, tolong simpanlah dengan sebaik-baiknya karena mungkin hanya itulah warisan dari Bapak yang terbaik

Anak lanangku,
Manakala engkau kelak sudah siap menjadi seorang Bapak, ingatlah jangan sampai engkau ulangi kesalahan dan kekhilafan Bapak saat mendidik engkau. Dengan itu saja engkau telah membuat Bapak berterimakasih dan bersyukur nak ..

Anak lanangku,
Selamat hari ulang tahun, kamu kian dewasa dan Bapak akan selalu bangga apapun yang akan kamu perjuangkan dan kamu raih untuk masa depanmu, karena Bapak sepenuhnya sayang dan percaya kamu tidak akan mengecewakan siapapun termasuk kamu sendiri maupun Bapakmu .. Semoga ditiap langkahmu mendapatkan kemudahan dan keberkahan dari Allah ..amiin.

Ini ada sebuah lagu dari penyanyi favorit Bapak semoga suatu saat kamu bisa membaca postingan ini seraya diiringi lagu ini ya :)


Pinggir Kaligarang, 22 Agustus 2010. 09.40

==================================================================

"Father To Son"

Somewhere down the road, you're gonna find a place
It seems so far, but it never is
You won't need to stay, but you might lose your strength
on the way

Sometimes you may feel you're the only one
Cos all the things you thought were safe, now they're gone
But you won't be alone, I'll be here to carry you along
Watching you 'til all your work is done

When you find your heart, you'd better run with it
Cos when she comes along, she could be breaking it
No there's nothing wrong, you're learning to be strong
Don't look back
She may soon be gone, no don't look back
She's not the only one, remember that

If your heart is beating fast, then you know she's right
If you don't know what to say, well, that's all right
You don't know what to do?
Remember she is just as scared as you

Don't be shy, even when it hurts to say
Remember, you're gonna get hurt someday, anyway
Then you must lift your head, keep it there
Remember what I said
I'll always be with you don't forget
Just look over your shoulder I'll be there.

If you look behind you, I will be there.


Selasa, Agustus 10, 2010

Sisi Lain Sang Proklamator



Ditengah maraknya menyambut ramadhan dan saling memaafkan diantara kita, ijinkan saya menyela kegembiraan itu dg sharing sebuah saduran tulisan tentang sisi lain ketokohan dari sang proklamator. Semoga kita tdk melupakan utk ikut bersyukur atas kemerdekaan bangsa kita 65 th yg lalu .. Maturnuwun.

=======================================================

Sopir Bung Karno Itu Bernama Arif....

Pada tanggal tahun 1927, Bung Karno menulis di Soeloeh Indonesia dan berseru untuk menghentikan konflik antara kelompok Non Kooperasi (tidak mau bekerjasama dengan pemerintah hindia belanda) dan Ko (Kooperasi, mau bekerjasama dalam sistem kolonial dan masuk ke dalam Voolksrad). Bung Karno berkata : "Bukanlah sebuah soal bahwa kita harus terpecah, tapi soal dari segala soal adalah bagaimana kita bersatu". Dari Bandung ke Batavia (sekarang Djakarta). Bung Karno mondar-mandir untuk menyatukan beberapa kelompok yang terlibat konflik. Anak muda berumur 26 tahun itu begitu mempesona banyak orang pergerakan yang sudah senior-senior dan Bung Karno berhasil menyatukan mereka. Jong Tjelebes, Kaum Betawi, Pasundan, Serikat Sumatera, Sarekat Madura, Perserikatan Tjelebes, Kelompok Tirtajasa (Banten) tunduk di bawah Bung Karno dan mereka menyatakan 'Sukarno-lah pemimpin Indonesia'. Hal inilah yang membuat MH Thamrin terpesona. Jika ke Djakarta dipastikan Sukarno pasti ke rumah Thamrin di Gang Kenari dari sana dia diajak muter-muter oleh Thamrin ke tempat orang penting pergerakan untuk membangun jaringan koneksi perjuangan.

Tapi namanya orang pergerakan mana pernah Bung Karno pegang duit banyak, seperti kebanyakan arek Surabaya lainnya modal Bung Karno nekat dan kemauan yang keras. Nah, yang sering bantu jika muter-muter ke Jakarta ini adalah Arif yang bekerja sebagai sopir taksi. Dia mangkalnya di depan stasiun Gambir. Nah, Bung Karno ini kalau dari bandung naik kereta dan turun di Gambir, awalnya ia kebetulan saja berjumpa dengan Arif dan ia minta dianterin ke Gang Kenari, Keramat. Arif langsung bilang "Wah, Gang Kenari tempatnya Babe Thamrin?" Bung Karno menjawab dengan logat sunda "Betul..sekali"....sambil tertawa.

Bung Karno ini orangnya seneng ngobrol dan salah satu kepandaiannya adalah bercerita dan mengorek informasi tentang keadaan lawan bicaranya, ia senang dengan sejarah orang per orang yang dikenalnya dan akan selalu ingat sampai kapanpun, Bung Karno menanyakan keadaan arif dan latar belakangnya .

Setelah Bung Karno mendengar kondisi susah keluarganya Arif, Bung Karno menoleh ke Arief "Kamu tau" kata Bung Karno sambil tangannya nunjuk-nunjuk. "Kita ini dijajah dan mustinya, kamu orang ini tidak susah" Arif menjawab "Wah, kalo susah sih emang udah nasibnye kite-kite orang Bang" Arif di awal perkenalannya dengan Bung Karno selalu memanggil dengan sapaan 'Bang'.

"Arif, sebuah bangsa diciptakan untuk jadi mandiri" kata Bung Karno. Arif nanya "Ape bise kita bang kayak orang belanda noh, terdidik dan makan enak di rumah gedongan" Bung Karno menjawab "Ya, bisa dan itu harus, arif...harus...kerna lu tau tanah ini milik kita" Kata Bung Karno dengan menggunakan dialek Betawi. Banyak orang yang mungkin tidak tau bahwa Bung Karno ini suka bicara dengan dialek Betawi, lu..lu ..gue..gue. "Milik kite pegimane Bang?". Kata Arif bingung. "Ya milik kita kerna lu punya nenek moyang nyang babat tuh hutan, tapi nyang makan Belande Gile.." Kata Bung Karno berapi-api. Sampai di rumah MH Thamrin Bung Karno masih semangat aja ceritanya. Dan lebih dari lima tahun Bung Karno berlangganan taksi dengan si Arif ini.

Seperti yang diketahui salah satu karakter khas Bung Karno adalah dia nggak doyan pegang duit banyak. Ini kebiasaan dari muda. Di kepalanya cuman isinya gimana memerdekakan bangsanya, membuat bangsanya menjadi terhormat, hal-hal detil kayak uang mana pernah nyantel di otak Bung Karno. Arif udah ngerti kebiasaan Bung Karno kalo udah ngeraba-raba dompet mukanya rada pucet nah berarti Bung Karno lagi nggak pegang duit "Wah, Rif kayaknye gue kehabisan duit" kata Bung Karno. Arif ketawa dan bilang terus terang "Udah kagak usah dipikirin bang, yang penting saya bisa jemput abang besok pagi". Arif merasa malu juga sama Bung Karno ini, sementara Bung Karno masih muda belia sudah sibuk ngurusin rakyatnya dan bertanggung jawab terhadap masa depan Bangsa Indonesia, ia masih enak-enakan cari rejeki buat makan. Arif seperti jutaan orang Indonesia lainnya mencintai Bung Karno tanpa reserve....

Akhir minggu Bung Karno dijemput Arif di Gambir. Dan seperti biasanya, Bung Karno selalu bercanda dan tertawa terus-terusan sepanjang perjalanan. Bung Karno senang bercerita banyak hal, mulai dari kelakuan belanda yang dikerjain sama dia sampai dengan lelucon-lelucon tentang teman-temannya, dan juga Bung Karno ngeledekin Arif dulu" Arif selalu kepingkel-pingkel kalau denger Bung Karno cerita. Nah, pada 1 Agustus 1933 Arif ke Gang Kenari jemput Bung Karno untuk dianter ke Lapangan Gambir. Tapi ia melihat rumah MH Thamrin lagi banyak orang, Arif ketemu salah seorang keluarga Thamrin dia nanya "Mana Bang Karno?" orang itu menyahut "Semalem rumah ini digerebek Polisi, Bung Karno ditahan kayaknye sih langsung dijeblosin ke penjare" kata orang itu. Si Arif langsung tersedak, ia menahan air matanya yang mau keluar. "Nggak nyangke si abang nih, kemaren masi becande-becande eh, nih pagi udah di penjare, gimana nasibnye ye" pikir si Arif.

Tiap pagi si Arif nyari koran untuk cari tau Bung Karno. Hari demi hari, bulan demi bulan, Arif mengikuti perkembangan Bung Karno. Ia sambangin tukang koran buat cari tau berita tentang sohibnya ini. Arif meneteskan air mata saat ia melihat foto Bung Karno sedang berjalan di tepi galangan kapal Surabaya untuk diberangkatkan ke Surabaya. "Saya sedih banget, si abang mau digelandang ke pulau luar Jawa, pegimane nasibnye" kenang Arif suatu saat.

Suatu saat tak lama setelah Djepang masuk dan Belanda kalang kabut meninggalkan Indonesia di satu malam . Tiba-tiba di depan pintu rumah Arif ada orang ngetuk akhir tahun 1942. "Rif..Rif...bangun lu" Si Arif bangun ngucek-ngucek mata dan ia terbelalak saat melihat Bung Karno di depannya. "Ha, Bang...si Abang dah balik" Si Arif nyiumin Tangan Bung Karno. "Rif, nih duit utang gue dulu..sama ini lu jadi sopir pribadi gue ya" kata Bung Karno dengan gayanya yang udah agak lain, maklum dia baru dibeliin jas sama Anwar Tjokroaminoto di Pasar Baru. Arif mengangguk. "Baik bang...ane entar ke tempat abang, dimane abang tinggal? masi di Bandung?" Bung Karno dengan nada gagah membalas "Pegangsaan dong Rif, rumah orang gedongan" kata Bung Karno sambil menepuk-nepuk pundak Arif. Dan Arif jadilah sopir Bung Karno.

Di Jaman Jepang bensin dibatesin, cuman si Arif nih nekat. Ia sering nyuri bensin dari perwira Djepang buat diisiin ke mobil Bung Karno, resikonya tentu mati kalo ketahuan. Tapi Arif kagak mau kalo Bung Karno susah mau ketemu-temu orang. Setelah merdeka Arif selalu ngikutin Bung Karno. Waktu awal-awal Indonesia merdeka Bung Karno kalo tidur selalu ngumpet di kolong tempat tidur, begitu juga Fatmawati dan Guntur. Bung Karno selalu berpindah-pindah rumah. Bung Karno ini salah satu sasaran target penculikan paling penting pasukan penjajah. Pernah suatu saat kamar Bung Karno kena berondong peluru nyasar. Arif yang bersihkan selongsong peluru itu. Ia tau Bung Karno sedang berjuang demi bangsanya, supaya anak cucu arief ke depan bisa menjadi orang makmur dan terhormat.

Waktu Bung Karno ke Yogya, Arif ikut. Saat Bung Karno ditangkep pasukan Van Langen Arif nangis sesenggukan di kap mobil Bung Karno. Arif sendiri yang jemput Bung Karno bulan Desember 1949 di Bandara Kemayoran saat jutaan rakyat Djakarta menyemut untuk menyambut Bung Karno dan Bung Karno berpidato dengan kebanggaan sebuah bangsa : "saudara-saudaraku tukang becak!, Saudara-saudaraku Tukang Sayur, Saudara-saudaraku Pegawai kecil....Kita sudah Merdeka!!..." dan Arif menangis, ia ingat anak muda yang dulu sering kehabisan uang, anak muda yang dulu berani menatap tembok penjara demi bangsanya. Berdiri dengan gagah bersama jutaan rakyat menjadi bangsa terhormat.

Arif ikut Bung Karno lama, selain Arif ada Saro'i. Arif biasanya nyetirin buat Bung Karno dan Saro'i untuk keluarga Bung Karno macem Guntur. Suatu saat Bung karno lagi duduk di beranda istana sambil baca buku. Arif dateng ia merasa tidak mampu lagi nyetir, "dah umur kata Arif" Bung Karno nanya "Rif, lu pensiun tapi lu mau apa?" biasalah cita-cita tertinggi orang Betawi dan merupakan kemuliaan hidup seorang muslim adalah naik haji. Arif bilang "Naik haji" Bung Karno langsung menjabat tangan Arif dan memerintahkan agar ia segera naik haji.



Jalan seorang Pahlawan bukanlah jalan yang sunyi, bukan jalan yang senyap ia jalan yang ramai, yang didukung banyak orang yang mencintai sang Pahlawan. Arif adalah salah satu gambaran bagaimana seorang pemimpin tidak pernah melupakan jasa seseorang, walaupun dia orang kecil. Dan Bung Karno selalu menempatkan orang pada kemanusiaannya pada posisi yang terhormat. Itulah manusia yang berjiwa besar. Dari Bung Karno kita banyak belajar..............

Selamat memperingati HUT RI ke 65 .. Merdeka atoe Mati !

Sabtu, Agustus 07, 2010

INTRIK


Intrik selalu ada di setiap komunitas dimanapun berada, bahkan di lembaga keagamaan yang katanya menjunjung tinggi nilai etika ataupun di dunia kampus yang katanya menjunjung tinggi profesionalitas dan obyektivitas.

Intrik lebih banyak terjadi karena berbagai motif utama biasanya terkait tahta, harta dan wanita/gender.

Kepiawaian dalam melakukan intrik nggak bakal didapat dalam bangku sekolah, dia kelihatannya baru bisa diperoleh melalui proses pembelajaran/latihan secara langsung, bahkan mungkin otodidak karena dengan ditunjang oleh watak/karakteristik tertentu agaknya bisa lebih cepat menguasai berbagai teknik/metode melakukan intrik.

Bagaimana sikap kita selama ini jika melihat intrik dengan berbagai macam motif/alasan maupun tujuannya masing-masing ? Ada yg mungkin kaget dan terbengong-bengong, ada yang lalu bersikap agresif melawan, ada yang hanya diam tapi dengan perasaan marah atau sungkan, atau ada pula yang sampai muak dan jijik melihat tingkah polah para pelaku intrik tersebut..

Dunia ini panggung sandiwara judul lagu terkenal yang dulu dinyanyikan Duo Kribo si Achmad Albar dan Ucok AK seakan kembali terngiang dikuping ini ..

Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura

Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara

Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara

Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Mengapa kita bersandiwara