Rabu, Maret 24, 2010

Makelar Khusus (Marsus)



Sejak rekaman Anggodo Widjojo dengan sejumlah petinggi diputar di MK, istilah makelar kasus (markus) mulai populer..namun sebutan markus (makelar kasus) memang tidak dikenal dalam terminologi bahasa. Markus lahir seiring dengan fakta sosial. Tentu perlu kajian lebih mendalam untuk menemukan formulasi yang lebih tepat. (http://www.detiknews.com/read/2010/01/15/192729/1279597/10/istilah-makelar-kasus-versi-kabareskrim-polri)

Saya nggak mau ikut-ikutan ruwet membicarakan apa, bagaimana dan siapa markus tersebut mengingat tidak memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai untuk itu. Disisi lain isitilah ini saya coba analogikan pada situasi lain yang mirip tetapi memiliki konteks dan tujuan yang jelas beda. Meskipun tentu saja istilah markus yang "sudah terkenal" aja masih memiliki multitafsir, apalagi dengan istilah yang saya pakai mungkin ada yang akan bilang waah ngacoo ...atau halah maksa .. he he he.

Tidak apa-apa yang penting bagi saya adalah pada pemahaman esensi dan eksistensinya. Istilah yang saya pakai adalah "Marsus" yang merupakan akronim dari makelar khusus. Konteksnya pun bukan pada domain publik tapi lebih pada domain pengalaman internal/pribadi. Marsus ini memiliki peran sama seperti makelar pada umumnya yaitu mencoba menawarkan dan memberikan bantuan untuk menguruskan dan menyelesaikan suatu kebutuhan atau permintaan tertentu atas dasar kesepakatan dan aturan main bersama yang mengikat kedua belah pihak (ini juga terminologi versi saya lho ...xi xi xi)

Konteks kebutuhan internal/pribadi ini tentu saja lebih banyak yang bersifat informal, seperti misalnya mencoba mempertemukan "demand vs supply" dari anggota keluarga atau kerabat yang ingin "membersihkan harta" mereka melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Dan kelihatannya selama ini bentuk kegiatan seperti ini menjadi porsi terbesar saya yang mungkin sesuai dengan istilah "marsus" tersebut diatas.

Kelihatan untuk bisa berperan selayaknya sebagai marsus yang handal juga membutuhkan bukan hanya keterampilan managerial yang unik tetapi juga "kecerdasan emosional" yang mungkin tidak sama dengan nilai dan etika yang terjadi dalam pola hubungan transaksional yang bersifat formal. Meskipun dari keduanya harus memilki koridor untuk mengukur kualitas dan kinerjanya yaitu tetap harus memenuhi kaidah good & clean governance antara lain meliputi akuntabilitas,transparansi serta profesional. Siapa dan bagaimana mengukurnya? tentu saja nggak harus menyewa semacam auditor khusus melainkan cukup dengan model pelaporan sederhana dan yang paling penting adalah siapa saksinya kalau bukan diri sendiri dan Yang Maha Melihat..

Marsus butuh kelegawaan selain kelegaan dari sisi waktu, pikiran dan tenaga bahkan juga dana, lalu apa yang akan diperoleh dari peran tersebut? ..hanya satu : kepuasan bathin yang luar biasa..... anda berminat? :)


Kelud, 24 Maret 2010

Minggu, Maret 14, 2010

Merasa Paling Berjasa ..


Mentari tak mungkin meniadakan bulan..
Meskipun sinarnya jauh lebih terang

Mentari tak sanggup menutupi bulan..
walaupun ukurannya jauh lebih besar

Mentari tak mungkin menyaingi bulan..
karena beredarnya mereka sesuai fitrah

Demikian juga,

Suami tak mungkin meniadakan peran istri
seandainyapun punya fisik lebih kuat

Suami tak mungkin sanggup menutupi eksistensi istri
sekalipun kedudukan pimpinan telah dilekatkan pada pundaknya

Suami tak mungkin bersaing dengan istri..
karena fitrahnya masing-masing haruslah beredar sesuai dengan orbitnya

Oleh karena itu,

Sungguh menggelikan manakala mentari merasa paling perkasa dibandingkan bulan ataupun sebaliknya..

Sungguh tidak bijaksana manakala suami merasa paling berjasa dibandingkan istri demikian juga sebaliknya.

Ojo adigang..adigung.. adiguno.


Kelud, 13 Maret 2010.

Kamis, Maret 11, 2010

Hari ini ..

Hari ini, seandainya kau masih ada usiamu akan mencapai 79 tahun..

Hari ini, seandainya kau masih hidup sejak subuh kau akan mendapatkan banyak telepon dari anak dan cucumu ..

Hari ini, seandainya kau masih hadir bersama kami, pasti akan ada acara sederhana untuk doa bersama dan didahului dengan wejangan yang menyejukkan rasa..

Hari ini, seandainya kau masih sugeng maka akan kucium tanganmu dengan penuh ketakziman sambil berkata lirih " selamat ulang tahun bu .." dan kau akan mengusap kepalaku serta mencium keningku sambil berkata lembut .."yo maturnuwun...tak dungoke mugo-mugo selamet bejo mulyo"

Hari ini, ternyata semua itu tinggal kenangan indah .. dan hari ini aku akan tetap bersimpuh dipusaramu untuk mengucapkan terimakasih atas segala kasih sayangmu seraya berdoa :

Ya Allah, limpahkanlah rahmat pada Ibu/Eyang Putri di dalam kuburnya, terangilah, padangkanlah, istirahatkanlah, harumilah dan gembirakanlah mulai hari ini hingga hari kebangkitan...

Ya Allah, jika Ibu/Eyang Putri adalah orang yang banyak kebaikannya, maka tambahkanlah kebaikan pada beliau. Dan jika dia berbuat dosa dan kekhilafan, maka ampunilah dengan rahmat-Mu. Peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksanya, luaskanlah baginya didalam kuburnya, pisahkanlah bumi darinya, selamatkanlah dia dari siksa-Mu sampai hari kebangkitan dan masukkanlah dalam surga-Mu wahai sebaik-baiknya Penyayang dari Para Penyayang...

Amiiin.



Bergota, 11 Maret 2010