Selasa, November 02, 2010

PanggilanMU


Malam terus bergulir ..saya coba sisihkan sebagian energi yang mulai memuncak saat menjelang keberangkatan sehari lagi untuk menunaikan rukun islam ke-lima. Persiapan untuk meninggalkan rumah termasuk semua urusan pekerjaan selama hampir 40 hari menjadi keunikan tersendiri sekaligus kecemasan yang tentu saja sedikit banyak tetap membayang. Logika-nya sih masih adanya kecemasan itu wajar tapi dari pengalaman beberapa teman atau saudara yang telah menunaikan ibadah ini, hampir seragam mereka bilang ... "wis pasrahke (ikhlas) ke gusti Allah.." dan " memang kudu latihan sabar"

Semoga aja kami berdua memang diberikan energi yang cukup untuk semakin syukur dan ikhlas. Dirahmati samudera kelegawaan untuk bisa semakin sumeleh serta memiliki keistiqomahan yang memadai untuk mampu berlatih sabar dan cerdas mengelola nafsu. Semoga pula keempat anak kami yang ditinggal dirumah akan semakin terlatih kemandiriannya, sanggup memupuk saling mengasihi, mereka dikaruniai keselamatan, kekuatan dan kesehatan lahir maupun bathinnya.

TIdak lupa saya mohon maaf atas segala kekhilafan yang ada selama berinteraksi dengan siapa saja lewat media mana aja, baik disengaja maupun tanpa sengaja .. akhirnya dengan mengucap doa "Bismillaahi tawakaltu 'alallahi laa haula wala quwwata illa billaah !" .. insya Allah besok kami berdua berangkat memenuhi panggilan-MU ya Rabb..

===========================================

PS:

Dalam mempersiapkan semua baik secara fisik maupun bathih, kebetulan saya diberi sebuah buku dari seorang sobat lama dengan judul " Menjadi Manusia Haji" karangan Ali Syari'ati seorang cendekiawan syiah berasal dari Iran. Buku ini direkomendasikan secara khusus unutk dibaca oleh siapa saja yang belum terpanggil untuk haji atau bagi yang sudah siap haji.

Dari hasil searching kebetulan kutemukan sebuah tulisan cukup menarik yang berjudul "20 Kutipan dari Buku Menjadi Manusia Haji - ALI SYARIATI" yang sedikit banyak merangkum sebagian isi dari buku tersebut.

20 Kutipan dari Buku Menjadi Manusia Haji - ALI SYARIATI

“Esensi ritual haji adalah evolusi eksistensial manusia menuju Allah. Haji adalah drama simbolik dari filsafat penciptaan anak cucu Adam.” “Haji adalah perjalanan kehidupan, perjalanan totalitas diri, sebuah perjalanan suci (secret journey).”

“Haji menentang semua bentuk perjuangan yang tak bertujuan.”“Eksistensi manusia tidak berarti dan tak berharga sama sekali kecuali jika tujuan hidupnya adalah senantiasa untuk mendekati ruh Allah.”

"Dalam perpaduan pada haji, nama, ras, dan status sosial tercampakkan. Yang kita rasakan adalah persatuan absolut. Inilah drama kolosal monoteisme yang sedang dipanggungkan manusia.”

“Bahkan dengan pekerjaanmu sendiri, engkau menjadi budak dengan bekerja karena dorongan kebiasaan atau terpaksa! Sekarang tinggalkanlah pola yang demikian. Milikilah “kesadaran” yang sebenar-benarnya mengenai Allah Yang Maha Besar, manusia, dan dirimu sendiri. Ambillah tugas yang baru, arah yang baru, dan keakuan yang baru.”

“Wahai manusia, bayangkanlah dirimu sebagai sebuah partikel besi dalam medan magnet: bayangkanlah engkau seolah-olah berada di antara berjuta-juta burung putih yang sedang bermikraj.” “Engkau akan menyaksikan sebuah gelombang putih sedang berduyun-duyun menuruni bukit menuju masjidil haram. Sebagai salah seorang diantar mereka engkau merasa bahwa dirimu adalah tidak lebih dari setetes air di tengah samudra!”

“Betapa indahnya ka’bah yang kosong ini. Kekosongan ini yang menjadi penunjuk arah untuk gerakan selanjutnya. Ya, ka’bah hanyalah sebuah tonggak penunjuk jalan.” “Inilah gerakan abadi menuju Allah. Bukan menuju Ka’bah.”

“Kabah menghadap ke setiap arah dan tidak menghadap ke arah manapun juga. Walau tak berarah, tetapi dengan menghadap Kabah ketika shalat sesungguhnya engkau menghadap Allah. Mungkin ketiadaan arah ini sulit dipahami, tetapi disana kita bisa merasakan keuniversaltasan dan kemutlakan.”

“Nabi Muhammad berkata, “Muhajir yang ideal adalah yang berbuat seperti Hajar.” “Nama hajar berarti kota, melambangkan peradaban. Selanjutnya, setiap hijrah, seperti yang dilakukannya, adalah sebuah gerakan menuju peradaban.”

“Tawaf adalah gerakan cinta. Gerakan cinta ialah gerakan seekor kupu-kupu. Kupu-kupu yang berputar-putar menghampiri nyala lilin hingga tubuhnya terbakar dan hangus, sedangkan abunya hilang diterbangkan angin, hilang dalam padang cinta, dan mati dalam cahaya.”

“Di maqam Ibrahim, engkau bersilaturahmi dengan Allah dengan begitu akrabnya. Hiduplah seperti Ibrahim dan jadilah arsitek Kabah di negeri dan eramu masing-masing. Membuat negerimu aman sebagaimana yang engkau rasakan sendiri di tanah Haram. Membuat dunia ini sebagai masjid yang damai.”

“Sa’i benar-benar bersifat material, kebutuhan material, tujuan material, dan aksi material.”

“Air tidak ditemukan lewat ikhtiar yang memayahkan, tetapi melalui cinta setelah kita bekerja secara serius dan sungguh-sungguh.”

“Mengunjungi Kabah dalam haji umrah engkau dapat menemukan dirimu sendiri dan setelah itu barulah engkau menemui Allah.”

“Arafat berarti pengetahuan dan sains; Masyar berarti kesadaran dan kepahaman; dan Mina berarti cinta dan keteguhan jiwa.”

“Kemenangan harus terpancar dari wajahmu, bukan dari sesuatu yang terlihat olehmu.” (Andre Gide, filsuf Perancis)

“Wahai gelombang-gelombang, sesungguhnya eksistensi kalian tergantung pada “gerak” kalian dan jika kalian tidak bergerak kalian adalah mati!”

“Engkau adalah penghuni dari empat buah penjara raksasa, yaitu alam, sejarah, masyarakat, dan dirimu sendiri.”

“Engkau berada disini untuk memetik ajar budi bahwa tanpa disertai orang-orang lain , usahamu untuk mencari surga tak beda dengan usaha seorang yang tamak dan itu sangat buruk.”

"Nabi Muhammad bersabda, “Jika pada kehidupan akhir kelak seseorang belum juga mau urun pikiran untuk kesejahteraan masyarakatnya atau bellu mengusahakan hal itu, maka ia bukanlah seorang muslim.” (Pertanyakan pada dirimu sendiri pertanyaan yang sepanjang masa diajukan manusia: Apa saja yang harus kit alakukan untuk masyarakat?”

“Bahaya paling besar yang dihadapi umat manusia zaman sekarang ini bukanlah ledakan atom, melainkan transformasi sifat asasi manusia.” (Shadel) “Tragedi masa kini adalah “alienasi” manusia yang berarti menjadi tidak bersahabat (unfriendly) dan menjadi tidak acuh (indifferent).”


http://www.kumpulankatamutiara.com/2009/01/menjadi-manusia-haji-panduan-memahami.html