Sabtu, Oktober 10, 2009

Tanggal 10 Bulan 10.....



Tepat hari ini tanggal 10 bulan 10 alhamdulillah bontotku merayakan hari kelahirannya tiga tahun yang lalu. Sebuah peristiwa yang lazimnya menyiratkan kegembiaraan, namun dibalik itu semua ada juga bilur keharuan. Sejenak aku seperti tercekat kembali oleh kilasan peristiwa yang lalu.

Diawali sekitar empat tahun yang lalu saat diriku terperanjat karena diberitahu bahwa belahan jiwaku sudah terlambat bulan lebih dari 2 siklus. Tentu saja kami sama sekali nggak kepikiran bahwa akan diberi amanah momongan baru. Namun setelah ditest ternyata memang benar positif hamil ! Seketika kami melongo, bagaimana mungkin lha wong saat itu istri memakai KB spiral?? ... Kebimbanganpun mulai merayapi hati, apakah mau dipertahankan atau sebaliknya digugurkan ...dilema moral, sosial dan keimanan menjadikan kami sulit mengambil keputusan segera saat itu.

Setelah melalui proses kontemplasi beberapa hari, akhirnya kami sepakat untuk mempertahankan jabang bayi ini, apapun resiko dan konsekuensinya. Alhamdulillah 3 tahun yang lalu lahirlah si bontot dengan sehat, lancar dan selamat. Dimulailah keceriaan merawat bayi mungil dan ternyata menjadi cucu ke 25 sekaligus penutup dari keluarga besarku. Kesejukan kami ini juga menular pada ke dua eyangnya yang serumah dengan kami. Kelihatannya mereka sangat menikmati "peran baru"nya sebagai eyang...dan ini mungkin terasa langka buat cucu2 nya yang lain. Semakin bersyukulah kami dengan kondisi tersebut.

Satu tahun kemudian tiba-tiba eyang kakungnya jatuh sakit padahal saat itu hampir tiap hari beliau masih asyik bercengkerama dengan si bontot... Setelah sempat dirawat di rumah sakit selama sekitar 3 minggu akhirnya beliau wafat.. menyedihakan sekaligus mengagetkan seluruh keluarga besar terutama bagi eyang puteri.

Kesedihan ini ternyata amat membekas buat eyang puteri, meskipun nggak pernah diperlihatkan pada kami semua. Salah satu cara untuk melupakan trauma ini akhirnya beliau menyibukkan diri dengan urusan kantor meskipun saat itu statusnya sudah emeritus di institut pendidikan yang hampir seumur hidup dibesarkannya. Salah satu bentuk pelampiasan jika mulai kangen ke eyang kakung biasanya beliau mengajak bercanda dengan si bontot...Sebuah peristiwa yang termasuk langka karena beliau selama ini relatif jarang mengajak bermain atau bercanda cucu-cucunya. Agaknya kehadiran/kelahiran si bontot yang kemudian disusul wafatnya eyang kakung memberi arti tesendiri buat beliau ... apalagi tingkah polah si bontot dengan rambut "abon"nya agaknya banyak kemiripan dengan gaya guyonannya almarhum sewaktu masih hidup....

Dua tahun berlalu, akhirnya ketegaran eyang puteri mulai runtuh terutama saat mengetahui beliau mengidap tumor sebesar bayi di dalam ususnya. Sekalipun selama ini nggak pernah dirasakan sakitnya dan tidak pernah mengeluh sama sekali dengan kami. Sehingga baru ketahuan setelah di perutnya teraba massa sebesar kepala bayi, sebuah peristiwa yang jelas mengagetkan seluruh anggota keluarga..terutama kami yang dipasrahi untuk menunggui dan merawat beliau.

Sebuah penyelasan yang terlambat dan agaknya buat kami sendiri mungkin sulit termaafkan..! Setelah lebih dari 3 bulan diupayakan berbagai cara pengobatan termasuk operasi namun akhirnya Allah SWT menentukan lain, akhrinya eyang puteri wafat. Almarhumah wafat dipangkuan saya saat menuju rumah sakit, dan saat itu menjadi momen paling mengharukan .. karena almarhumah eyang puteri wafat tepat saat kami sedang menyiapkan sebuah kue tart kecil buat ulang tahun si bontot.... ya tepat tanggal 10 bulan 10 setahun yang lalu....

11 komentar:

  1. semoga almarhumah eyang putri mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin

    selamat ulang tahun buat si Bontot. Semoga menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa.

    Happy birthday ya nduk,..?

    BalasHapus
  2. Hmm....suatu kisah dibalik angka.
    Perlu suatu kebesaran jiwa untuk menghadapinya...dan semoga 'kisah' ini akan terabadikan, dan kelak akan menjadi suatu sejarah yg indah tentang perjuangan ortu n eyang si 'little boy'...

    BalasHapus
  3. @Bong Jun: amiin maturnuwun ya bong atas doa tulusnya ..buat almarhumah maupun si bontot.

    @Srex: insya Allah amiiin, nggak tahu curhat kemana lagi sih Srex.. :) dan semoga ini bisa sdkt jadi warisan buat anak & keturunan saya berikutnya ..siapa tahu mrk mau mendokumentasikan dg cara berbeda sesuai selera & kemampuan mrk ..salah satu bahannya dpt diambil dr postingan ini (semoga bukan ide yg muluk2 atau malah dianggap gila ya .he..he.) tks

    BalasHapus
  4. Smoga arwah kedua eyang si bontot diterima disisinya dan diampuni dosa dosanya.
    @Sibontotnya smoga menjadi anak yang soleh\saleha dan berguna bagi nusa bangsa.Amiin..

    BalasHapus
  5. @ ALi: amiiin ya Robb.. makasih mas semoga doa anda jd pahala yg ddilipat gandakan dari Allah SWT..amiin

    BalasHapus
  6. Ya Allah kabulkanlah Do'a - Do'a saudaraku ini...Amiin Ya Robb

    Allah Berkuasa atas segala-galanya, begitulah hikmah yang ane petik dari postingan ini, trims Om mau berbagi...

    BalasHapus
  7. @Ki Fer: amiin, sama2 ya cak..:)

    BalasHapus
  8. Allah Maha Besar ya cak .. hidup dan mati terjadi atas kehendak-Nya ..

    BalasHapus
  9. Allah maha besar ya Cak .. Hidup dan mati menjadi kuasa-Nya ..

    BalasHapus
  10. semoga ibunda dilapangkan jalannya di alam sana... semoga si kecil selalu sehat, cepat besar dan jadi anak saleh... salam, d.~

    BalasHapus
  11. @dee: amiiin, terimakasih atas perhatian dan doanya..serta kunjungannya ..

    BalasHapus