Minggu, Oktober 04, 2009

"KUNCEN" RUMAH KELUARGA



Sejak saya kelas 2 SD sekitar 35 tahun yang lalu mulai menempati sebuah rumah dinas milik orang tua. Mulai saat itu sebagian besar hidup dan kehidupan yang saya jalani selalu berinteraksi dengan keberadaan rumah keluarga tersebut. Sampai saat ini bahkan setelah wafatnya kedua orang tua, keberadaan saya sekeluarga masih dipertahankan.

Positif dan negatifnya? jelas ada! Social cost yang harus dibayar adalah privasi dan kemandirian relatif terabaikan. Image yang melekat di kedua figur orang tua menjadi "beban moral" dimana mempengaruhi nilai filosofis yang harus dipertimbangkan saat membuat keputusan dan bersikap meskipun tentang gaya dan cara mengeksekusinya nggak mesti sama dengan pola yang dikembangkan almarhum/mah kedua orang tua. Bagaimanapun "kacang ora ninggal lanjaran" bahwa peran sosial yang telah tertanam selama ini dari mereka saat ini dan kedepan tongkta estafetnya ada pada diri saya dan keluarga.

Manifestasi nyata dari peran sosial yang biasa saya emban adalah menjadi alternatif rujukan buat tetangga yang kebetulan mengalami kesulitan hidup, menjadi salah satu tempat pertemuan warga dalam berbagai acara sosial baik keagamaan maupun adat istiadat yang rutin dijalankan setiap tahun. Seperti contoh, misalnya tadi malam perayaan halal bi halal kampung kembali menempati rumah ini sebagaimana tahun-tahun yang kemarin. Bahkan pagi ini acara yang sama akan berlangsung untuk temen-temen sekelas anak tertua saya yang masih duduk di bangku SMA. Disisi lain status saya dan istri kebetulan dokter, sehingga "fasilitasi" yang kami berikan akhirnya juga merambah peran kami layaknya sebagai dokter keluarga buat warga sekitar tanpa mengharap imbalan dan sungguh memang nggak akan pantas untuk menarik biaya sepeserpun atas semua itu.

Sisi social benefit-nya antara lain ada kemudahan dan kenyamanan saat berinteraksi dengan lingkungan yang sudah saya kenal dan percaya, sehingga melahirkan kedamaian, kebersamaan dan ketenteraman yang sulit tertandingi dengan nilai uang seberapapun banyaknya. Mungkin agak berlebihan kalau benefit ini ternhyata tidak hanya akan saya rasakan saat didunia ini tapi insya Allah bahkan kelak setelah mati. Bakti dan bekti orang tua kepada lingungan bisa menjadi cermin dan sekaligus nilai yang telah terwariskan kepada trah keturunan mereka yang tinggal di rumah keluarga ini. Semoga saya sekeluarga mampu menjaga dan mengembangkannya ..karena suka nggak suka.. mau nggak mau saat ini sayalah si "kuncen" alias penjaga rumah keluarga ini..

10 komentar:

  1. hehehe,... kuncen biasanya mempunyai daya "linuewih" yang tinggi. tidak sembarangan orang bisa jadi kuncen....xixixi.

    ternyata ada banyak kedamaian dan kebahagiaan di dunia. salah satunya jadi kuncen. saya juga dulu pernah jadi kuncen kos-kosan. soalnya gak pernah pulang kampung krn gak ada sangu.

    BalasHapus
  2. @Bong Jun: asem ik ternyata kita pernah senasib .. skrg msh punya daya "linuwih" nggak bong? xi..xi..xi.

    BalasHapus
  3. Aseem..ik! Keduluan bongjun.
    Udah 35 tahun ya Top tinggal di kelud..wis dadi mbahurekso situ dong...
    Btw, jd kuncen pancen penuh daya linuwih...sing jelas luwih telaten openane...
    Tu foto dari arah SD kelud ya?

    BalasHapus
  4. kegiatan yang mulia,Cak .. dan kalau sudah menjadi "milik umum",pasti dijaga oleh umum juga,aman dari gangguan..

    BalasHapus
  5. @Srex: mbahurekso sing wis lumuten ..he.. he .betul ambil dr depan SD masih kelingan wae ..
    @Mr. P:setuju !! jadi inget dulu saat tahlilan di rmh kmdn "diserbu" dr gerombolan "asing" yg gak jelas identitasnya jmlhnya puluhan orang ..akhire para tetangga rame2 "pasang badan"...ck..ck ... kompak dan nekat

    BalasHapus
  6. jaga baek2 yaaaa
    semoga jd org yg amanah :)

    BalasHapus
  7. @Angel : siaap !! amiin ..amiiin ..amiin makasih ya doanya ..:)

    BalasHapus
  8. Asem ik!!..ternyata disini ya.....Om dicari mandor bangunannya tuh.....xixixixixixi
    btw pembangunannya sampai mana Om ?..

    BalasHapus
  9. @Fer: ha..ha. emang nyasar kemana cak ? asem ik mandorku nggak berani nggannggu kan sudah dilunasi ..he..he. skrg tinggal finishing ..godaan makin beraaat .. minta doanya ya cak ..

    BalasHapus
  10. pasti menyenangkan ya, tinggal di lingkungan yang sama begitu lama... bisa dibayangkan keterikatan dengan sekitar, seperti yg diceritakan ini...

    salam kenal...

    d.~

    BalasHapus