Sabtu, Mei 09, 2009

TABULA RASA ...

Seandainya waktu bisa diotak-atik ...direwind seperti MP4 recorder... dan kita diberi keleluasan untuk memutar ulang ...mengedit dan mengharmonisasikan tiap episode yang ada ....tentu tidak ada orang yang harus menyesal ...menghujat bahkan kemudian lari dari kenyataannya saat ini ... tapi hal itu jelas tidaklah mungkin kita lakukan

Berbagai bentuk kompensasi maupun kontemplasi akan mewarnai tiap peristiwa yang mungkin kita anggap menyesakkan ...menyedihkan...dan mengaduk-aduk kesadaran diri serta emosi terdalam kita .. Boleh jadi ini merupakan sesuatu yang wajar ...minimal sebagai bentuk defence mechanisme paling primitif yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Masalahnya tidak setiap orang akan berhasil untuk bermain cantik dalam menjalankan semua itu... ujung-ujungnya malah muncul kesemrawutan pola pikir dan sikap yang kemudian dapat merambah menjadi rasa frustasi yang berkepanjangan ..

Setiap individu tentu memiliki ambang batas masing-masing sampai dimana dia bisa mengkompensasi semua ketidaknyamanan yang dialami alias seberapa jauh dia mampu bangkit setelah mencapai satu titik nadir dalam episode kehidupannya .. Memang akibat ketidak berdayaaan sementara ini bisa jadi akan melahirkan berbagai respon dan pemaknaan yang beraneka rupa...namun dari semua itu tetap ada satu benang merah yang bisa kita bentangkan ...bahwa untuk bangkit kembali dan memulai sesuatu yang baru ...kita sedapat mungkin mengawalinya dengan sebuah lembaran kertas putih yang masih bersih ....tanpa noda ... sebuah TABULA RASA..!

Dalam filosofi Locke, tabula rasa adalah teori bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa "kertas kosong" tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Pendapat ini merupakan inti dari empirisme Lockean. Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu "kosong" saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Setiap individu bebas mendefinisikan isi dari karakternya - namun identitas dasarnya sebagai umat manusia tidak bisa ditukar. Dari asumsi tentang jiwa yang bebas dan ditentukan sendiri serta dikombinasikan dengan kodrat manusia inilah lahir doktrin Lockean tentang apa yang disebut alami. (Wikipedia-Indonesia)

Bentuk "kelahiran kembali" dalam koridor filosofis tabula rasa tersebut akan menjadi sebuah keniscayaan ..hanya saja tidak setiap orang punya keberanian untuk melakukannya dengan segenap kesadaran dan keikhlasan yang dimilikinya ... tanpa pretensi ...tanpa hidden agenda...bahkan tanpa mengharapkan timbal balik dalam bentuk apapun dan dari siapapun...meskipun untuk itu dia harus korbankan sebagian "ego" demi memperolah kesempatan kedua untuk melukiskan kembali "jati diri"-nya yang telah terbarukan...

10 komentar:

  1. baca tulisan ini, jadi memikirkan dan teringat...bahwa kita tiap hari harus selalu memperbaiki diri...tidak berarti bahwa kembali putih itu harus di moment2 tertentu saja...seperti idul fitri...
    ingat kata di atas..."bermain cantik" dalam setiap masalah kehidupan memang sulit...karena itulah memang harus dilatih.... seperti halnya pilihan untuk dewasa dan menjadi matang dalam hidup...butuh latihan dan usaha...
    yang penting tetep semangat selalu belajar dan memperbaki diri....

    BalasHapus
  2. Ane mbacanya sampai 2X, Ini tesis kecil-kecilan ya Om? hahahaha....

    BalasHapus
  3. pemutihan maksudnya?seperti kendaraan? kena biaya nggak ? dasar otak bisnis xixixi
    *buaya yg insap juga masuk kategori ini kan Mas*

    BalasHapus
  4. postingan ini menganjurkan kita untuk selalu lebaran atau beridulfitri setiap hari,..xixixi

    @ mrpsycho : buaya yang insaf tetap masuk kategori buaya darat bro,..hahaha

    BalasHapus
  5. @ rie: semangat utk fitri & memperbaiki diri tak perlu nunggu setahun sekali ...ya ! itu tepat sekali ...trms & salam kenal ya ..

    @Melyn: nggak apa angguk2 drpd colak-colek ..xi..xi..xi dasar anak badung!

    @ Fernando: kalau ada obat pemutih hati bisa tuh dijual di apotiknya, mesti laku keras !! jadi makin kayaaa...kamu makin kayaaaa !

    @ Mr.P : pemutihan hampir sama nggak dg keputihan ...xi..xi.. dasar buaya tanah .... sdh insap msh kagak sembuh ... tetep gilllaa...tetep gilllaaaaa ...aaaw!

    @ Tabulajun: kalau hrs ada ketupat , opor & sambel goreng ati ...jadinya bukan bikin putih hati...tapi mukanye yg putih ...krn mikirin berapa duit tuh hrs dirogoh .. eh tapi uang toh bisa dicari...xi..xi..xi

    BalasHapus
  6. wah ngakak aku baca komentarnya mrpyscho dan jawaban sampeyan , btw buaya darat itu termasuk hewan yg setia lho mas kayak angsa ^_^

    terkadang bicara itu mudah ya mas tapi prakteknya belum tentu, tapi kalau org bener2 niat bisa kok dan baca postingan ini bikin semangat utk selalu bertabula rasa kapan saja ndak hrs nunggu riyoyo

    BalasHapus
  7. @ mb DE: aku cuma menyesuaikan bahasanya Mr. P ...nothing personal ...ha..ha.

    mgkn skrg utk mau bicara ttg tabula rasa aja sdh enggan apalagi memulainya ..tp buat njenengan aku sih yakin bisa mraktekin minimal bersama your BJ.. salam dan selamat deh buat dia ...

    BalasHapus
  8. iwan ridwan yusupKamis, 13 September, 2012

    ia memang dalam konteks terbatas sangat setuju, dalam artian bahwa segala sesuatu memang harus dimulai dari 0 supaya bisa lebih baik. namun akan bertentangan dengan konsep fitroh yang ada pada ajaran Islam, konsep fitroh adalah konsep dimana manusia lahir dalam kondisi 0+++, karena setiap manusia lahir suci namun memiliki berbagai potensi yang luar biasa... wallohu a'lam isshowab...

    BalasHapus
  9. makasih informasinya cz dh bia mengeposkan isi blog ini.

    BalasHapus