Sabtu, November 14, 2009

PELIT AMAT SIH ?


Seminggu yang lalu saat saya buka di FB kulihat status seorang teman yang kebetulan tokoh penting di sebuah organisasi tingkat nasional. Dia menulis informasi sepotong yang membuat saya jadi tertarik yaitu tentang sebuah kegiatan yang cukup penting terkait regulasi kesehatan di negeri ini. Karena memang merasa butuh, saya langsung tulis di dindingnya sambil menyapa dengan ramah ..yang intinya minta agar diberi informasi tambahan tentang yang dia tulis tersebut. Lalu saya menanti jawabannya, 3 menit berlalu .. 5 menit berlalu masih belum ada jawaban. Saat nunggu tersebut mulai ada temannya yang lain nimbrung ngasih komen yang saya rasa cuma basa basi.

Saya tetap memonitor statusnya, setelah hampir satu jam nggak ada jawaban, kebetulan ada satu orang yang komentarnya berisi sesuatu yang menurut saya keliru. Saya beranikan diri untuk membalas komentar itu tepat dibawahnya, sambil tidak lupa mencoba "menyindir" yang punya status. Apakah ada respon ? huuuff..! ternyata masih negatif ! Sambil mbatin aku tinggalkan statusnya, tiba-tiba saya teringat peristiwa serupa ternyata pernah kualami dan kebetulan juga dengan orang yang sama...aaarggh!

Apa kalau kita mau berbagi ilmu & informasi dianggap akan mengurangi stok yang ada seperti kalau kita membagikan uang/barang yang kita miliki? Pengalamanku membutkikan kalau kita mau sharing sesedikit apapun ilmu yang kita miliki, maka efeknya akan luar biasa ! Bukan pada orang lain yang mungkin membutuhkan ilmu kita tetapi justru buat kematengan ilmu yang kita miliki. Semakin kita mau membagi semakin mateng pula ilmu kita dan hukum alamnya bak laksana tanaman, maka akarnya jadi kian berotot menghujam kedalam tanah. Selanjutnya tanamannya akan menjulang tinggi ke angkasa, sedangkan buahnya yang segar makin banyak menggelantung didahannya .. intinya tak akan habis tapi malah akan makin subur dan manfaat ilmu kita. Jadi hai kamu ..kenapa PELIT AMAT SIH?

Minggu, November 08, 2009

FENOMENA GERHANA MATAHARI



Seminggu terakhir dunia hukum kita terguncang oleh terkuaknya rekaman para pelacur perkara alias mafia peradilan dalam kasus yang terkenal dengan sebutan cicak lawan buaya yaitu perseteruan antara KPK melawan kepolisian. Keberadaan dan sepak terjang mafia ini memang sudah jauh menusuk ke pusat kekuasaan dari para penegak hukum itu sendiri. Sebenarnya tidak aneh dan sudah sering kita dengar tentang carut marut dunia hukum dan peradilan di negeri ini. Sebut saja dari mulai jual beli perkara, suap menyuap bahkan sampai pembunuhan terencana menjadi noda hitam dari potret keadilan hukum yang ada selama ini.

Seperti contoh kasus cicak vs buaya tadi, saya jadi teringat sebuah fenomena gerhana matahari untuk bisa menggambarkan situasi yang berkembang dari kasus tersebut. Sebuah gerhana matahari diawali dengan situasi yang masih terang, selanjutnya secara perlahan mulai gelap menyelimuti seantero bumi ini bahkan suasananya berubah laksana malam, berikutnya mulai terkuak kembali tabir kegelapan itu yang bisa secara tiba-tiba teramat menyilaukan bahkan sanggup membutakan dalam arti sesungguhnya bagi yang melihatnya.

Apakah fenomena gerhana matahari tersebut bisa tergambar dalam kasus cicak vs buaya ?

Jika direnungkan mungkin ada beberapa yang sesuai. Diawali kasus yang tadinya cukup terang, namun oleh berbagai rekayasa kasus tersebut jadi simpang siur yang akhirnya membingungkan kita, siapa yang benar dan siapa yang salah ?? Berikutnya tiba-tiba muncul titik terang dengan adanya rekaman yang diputar dan disiarkan secara luas sehingga semua orang terkaget-kaget bahkan banyak yang mengutuk isi rekaman ini!

Bagiamana efek selanjutnya ? justru episode inilah yang kelihatnnya paling riskan! bagaimana tidak, dengan terbukanya tabir bayangan yang selama ini membingungkan tiba-tiba terbuka secara terang benderang dengan ditayangkannya percakapan rekaman yang menjikikan tersebut (entah benar atau rekayasa). Akibat lanjutannya apa? bagi yang nggak siap melihat kilatan cahaya pasca gerhana matahari risiko yang terberat adalah fenomena kebutaan massal ! Sehingga makin tidak jelas lagi mana penegak hukum mana yang kriminal, rakyat jadi gelap mata menghujat aparat dan kian kehilangan kepercayaan terhadap aparat dan sistem hukum yang ada. Bahkan RI 1 pun sampai membuat gerakan ganyang mafia (GM) melalui PO Box pribadinya .. semua pihak saat ini terindikasi mengalami kebutaan!

Hikmah apa yang bisa kita petik dari kasus tersebut? Apakah kebutaan ini hanya sesaat atau jadi permanen ? kita lihat saja nanti, tapi yang pasti jangan biarkan kebutaan ini meluas yang akhrinya malah membutakan mata bathin kita semua, semoga.