
Seorang tamu spesial mengajak kami makan malam hari minggu kemarin. Di sebuah restauran baru yang cukup terkenal di kawasan elit di daerah kota atas. Ini merupakan pengalaman yang cukup mendebarkan bukan karena tamu itu seorang big boss dari perusahaan ternama di tanah air, atau kemewahan lokasi yang dipakai untuk dinner. Bagi saya pribadi hal-hal itu tak lebih hanya asesori semu saja, sedangkan yang lebih penting dari itu semua adalah konteks & momentum pertemuan itu sendiri yang membuat saya terutama my BJ harus cukup serius melakoninya.
Pertemanan kami dengan sang tamu spesial ini awalnya sebenarnya nggak sengaja. Saya teringat saat itu saya sedang mempersiapkan sesi fasilitasi di Gunung Kidul Yogyakarta, sekitar dua bulan yang lalu. Tiba-tiba ada telepon masuk, ternyata dari seorang kolega yang bergerak di sebuah LSM kesehatan. Dia minta saya untuk ke Bangkok mewakili organisasi tsb dalam sebuah seminar internasional tentang herbal se ASEAN, kebetulan saya memang termasuk jadi pengurus. Wah surprise ..saya merasa tersanjung, namun dengan terpaksa menolaknya karena skedul yang saya miliki sungguh padat & ketat!.
Akan tetapi teman itu tetap memaksa karena nggak ada orang lain yang dianggap pantas, akhirnya secara spontan saya nawarkan bagaimana kalau my BJ saja toh dia juga dokter dan berbasis akademisi sekaligus praktisi yang cukup pengalaman berinteraski dengan masyarakat/konsumen melalui kolaborasi kegiatan sosial dengan beberapa LSM sebagaimana yang dipersyaratkan. Agaknya temen itu terlanjur percaya dan menganggap serius tawaranku ini, dia serta merta bilang OK ! kalau gitu segera kirim CV ke Jakarta secepatnya!.. Akhirnya saya segera kontak my BJ dan menanyakan kesediaannya ke Bangkok, alhamdulillah dia setuju.
Singkat cerita semua dapat diurus tepat waktu dan ahkirnya dia berangkat ke Bangkok bersama rombongan dari Jakarta. Selama tiga hari itulah my BJ berkenalan dengan sang big boss yang memang satu rombongan dari perwakilan Indonesia. Mungkin karena terkesan dengan "sepak terjang" my BJ, akhirnya setelah pulang ke tanah air komunikasi secara intens tetap terjadi. Intinya dia ingin memberikan berbagai kesempatan dan tawaran untuk ikut berpartisipasi secara nyata dalam mengembangkan dunia herbal di tanah air agar bisa setara dengan yang ada di beberapa negara ASEAN yang nota bene sebenarnya tidak memiliki akar budaya maupun bahan baku herbal/jamu yang sekaya di Indonesia. Sebuah tantangan menarik dan misi yang cukup mulia untuk membuat jamu/herbal asli Indonesia kelak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Entah bagaimana kelanjutan "kerjasama" ini dan apa saja upaya yang kelak dirintis untuk mewujudkan mimpi dari sang big boss tersebut. Paling tidak berawal dari sebuah dinner kemarin semoga bisa menjadi milestone untuk membuka "new chapter" yang insya Allah cukup menjanjikan dan membawa berkah buat my BJ disaat dia baru saja resign dari pekerjaan yang sudah digelutinya 10 tahun terakhir..semoga