Minggu, Juli 26, 2009

"CYBER BULLYING" KIAN MENGANCAM !

Beberapa hari yang lalu anak mbarep saya yang duduk di kelas 11 SLTA minta tolong agar dicarikan bahan tentang "BULLYING". Agaknya ada tugas dari gurunya untuk membuat paper yang akan dipresentasikan dikelasnya. Saya bilang "nduk, dulu bapak pernah download beberapa materi tapi lupa naruhnya di folder mana...maklum kebanyakan download jadi bingung sendiri, tapi ntar saya carikan lagi deh sabar ya.."

Setelah garapan lemburan email ke Depkes rampung,lalu saya mulai menjelajahi folder-folder yang berserakan di hardisk ..lima menit ...sepuluh menit ..limabelas menit berlalu tanpa hasil, mulai geregetan juga nih. Akhirnya daripada mbingungi sendiri aku lapor ke mbah Google, langsung ke beberapa situs kumpulan dokumen, dan akhirnya nggak sampai 10 menit kelar sudah, langsung kuminta flashdisc dan kucopy-kan nah sudah beres ! end of story ? ...hmm beluum !

Ada cerita menarik lain pada saat berselancar di dunia maya, aku menemukan satu bahan yang sungguh menarik perhatian judulnya "Cyber Bullying Information for Educators" besutan dari Bryan Piotrowski. Arti umum dari "cyber bullying" adalah segala bentuk "kekerasan" yang dialami anak dan dilakukan oleh sesama/seusia mereka melalui media cyber/internet. Beberapa bentuk cyber bullying dapat dibagi menjadi:

Direct Attacks: (Instant Messaging; Text Messaging; Emails; dan BLOGS)
Cyber Bullying by Proxy: (Get others to bully; Can include friends;Can include parents; dan Take control of account)


Dari tulisan ini juga memberikan beberapa warning berupa fakta statistik yang cukup mengagetkan sekaligus memprihatinkan sebagai berikut:

*) 42% of kids have been bullied while online. 1 in 4 have had it happen more than once.
*) 35% of kids have been threatened online. Nearly 1 in 5 have had it happen more than once.
*) 58% of kids admit someone has said mean or hurtful things to them online. More than 4 out of 10 say it has happened more than once.
*) 53% of kids admit having said something mean or hurtful to another person online. More than 1 in 3 have done it more than once.
*) 58% have not told their parents or adult about something mean or hurtful that happened to them online.


Memang belum ada penelitian yang sama dilakukan di Indonesia, meskipun begitu informasi diatas seyogyanya mulai diantispasi secara dini oleh kalangan pendidik, orang tua atau kalau perlu semua orang dewasa yang peduli dengan keamanan & kesejahteraan dari anak-anak kita. Konsekuensi logisnya apa yang sebaiknya kita perbuat..? melarang anak-anak untuk tidak menjamah teknologi cyber..jelas nggak mungkin selain memang bukan tindakan yang bijak.. agaknya ini akan terus menjadi PR utama masa depan untuk kita semua.

Link & Resources :
www.stopbullyingnow.gov
www.stopcyberbullying.org
www.cyber-bullying.org
www.isafe.org
www.cyberbully.org
Field. M Evelyn, Bully Blocking, Six Secrets to Help Children Deal with Teasing and Bullying, Jessica Kingshley Publisher, London, 2007

Jumat, Juli 24, 2009

BRAVO ANAK INDONESIA !!



Hari Kesehatan Anak Nasional tahun 2009, bukan mau melihat bagaimana perayaannya tapi secara telesih saya pengin memilih bagaimana nasib mereka jika dilihat dari angka kematian para generasi penerus (mulai dari lahir mati/bayi sampai dengan anak dibawah usia lima tahun) yang selama ini terjadi di negeri tercinta ini. Kematian terlalu dini diawal sebuah episode kehidupan manusia semoga menjadi perenungan bersama bahwa perjuangan untuk sekedar bertahan hidup harus dimuulai dari "titik nol" kehidupan dan ancaman kematian ternyata mempunyai potret yang "khas" ...

Saya terpaksa mencomot salah satu tabel yang ada di SDKI (Survei Demografi & Kesehatan Indonesia) tahun 2007 untuk sekedar bisa sharing tentang hal tersebut diatas, berikut ini tabelnya :


(sori tabelnya terlalu kecil ya? soalnya gak tahu caranya nge"zoom" maklum masih katrok ..)

Pemaknaan sederhana yang bisa disarikan dari tabel diatas menunjukkan bukti bahwa:

1. angka kematian anak berdasarkan jenis sex hampir berimbang
2. golden periode untuk melahirkan terbaik pada ibu usia 20-29 th
3. jumlah kelahiran > 7 anak memiliki risiko kematian hampir 3x lipat dibandingkan yg "hanya" punya 2-3 anak.
4. jarak kelahiran < 2 thn membawa risiko kematian pada anak hampir 2 x lipat
5. ukuran berat badan bayi lahir rendah (<2,5 kg) beresiko kematian 3-4 x
6. bayi yang gak pernah periksa ke petugas kesehatan dan/atau melahirkannya ke dukun ( tapi bukan dukun bongjun lho ..) akan mempunyai risiko kematian 5 x lebih besar.

Monggo silahkan disimpulkan sendiri-sendiri ya .... semoga "Hari Anak Nasional 2009" ini jadi lebih bermakna buat kita semua .. BRAVO ANAK INDONESIA!!!

PS: foto diatas itu si bontot dari cahbontot, mumpung bisa nggaya di blog bapaknya dan di depan "gerombolan si berat" ..

Sabtu, Juli 18, 2009

The Family Man ...



Perjalanan darat yang kutempuh minggu ini menjadi pengalaman pertamaku yang mungkin nggak bisa terulang kembali. Bagaimana tidak jarak 1600 km kulalap hanya dalam 3 hari! Kali ini aku bukan pengin menceritakan tantangan dan pengalaman menarik yang kutemui selama perjalanan melelahkan ini, tetapi aku memotret dari sisi yang berbeda. Sisi lain itu yaitu pemaknaan dari satu episode menjadi kepala keluarga yang harus kerja pontang-panting demi pencarian sesuap nasi namun masih terbentur dilema karena disisi lain nggak ingin kehilangan tiap momen indah bercengkerama dengan keluarga ...


Dilema meninggalkan anak/keluarga karena tuntutan karir meski buat sebagian terdengar klise tapi buat saya pribadi ternyata sampai saat ini terkadang tetap memusingkan, alih-alih mau memberikan nafkah secara memuaskan yang terjadi mungkin malah bumerang buat kebahagiaan keluarga. Mengapa? mungkin saja dengan karir yang makin moncer maka uang makin tercukupi tapi yang kemudian muncul sebagai trade-off nya adalah sisi perhatian & jatah waktu berkumpul dengan anak kian tergerus...dan ini terkadang sungguh sangat mahal & sulit tergantikan dengan materi sebesar apapun!

Mungkin apa yang saya alami ini ada kemiripan dengan jalan cerita yang digambarkan dalam sebuah film berjudul "The Family Man"? sayang saya sendiri belum sempat menonton-nya, cuma membaca resensi singkat isi cerita dalam film itu. Paling tidak menurut pengalaman saya yang masih cethek ini, "dilema" terkait dominasi peran sebagai pencari nafkah dan peran sebagai bapak/suami terkadang nggak bisa semulus yang kita harapkan atau bayangkan sebelumnya saat di awal pernikahan dulu ..

Bisa jadi saya yang keliru mengapa harus membandingkan bukan menyandingkan dua kutub peran ini pada diri seorang laki-laki...? tetapi secara jujur disinilah letaknya perbedaan idealisme & value yang melekat pada diri masing-masing dari seorang kepala keluarga! Siapapun dia dan dari kalangan apapun dia, suatu saat akan mengalami sebuah persimpangan jalan yang sama ... Apakah cenderung akan menjadi figur layaknya the family man atau memilih figur lainnya? Bagaimanapun juga tidak ada yang salah dari semua pilihan tersebut ...asal dilakoni dengan penuh keikhlasan,konsekuen dan tentu sebisanya melalui cara yang bermartabat,benarkah?

Jumat, Juli 17, 2009

BOM MU ADALAH SURGA BAGIKU !




tuk jiwa2 yang tiada bernyali ...
tuk jiwa2 yang tak punya nurani...
tuk jiwa2 yang telah membutakan diri..

bersoraklah diatas rintihan tangisku..
menarilah diatas kubangan darahku..
berpestalah diatas bangkaiku..

karena sorakan kalian akan jadi zikir syahdu pembuka pintu surga
karena tarian kalian akan jadi sayap kokoh para syuhada
karena pesta kalian akan jadi singgasana indah buat mereka
bagaimanapun....
BOM MU ADALAH SURGA BAGIKU !



wahai jiwa2 yang kerdil ...bertafakurlah!
wahai jiwa2 yang tengil ...bermunajatlah!!
wahai jiwa2 yang dekil ... bertobatlah!

(cah bontot-17072009)

Kamis, Juli 09, 2009

KEGAGALAN BUKANLAH BENCANA ..



Saat ini saya sedang dihadapkan pada seabreg pekerjaan dengan jadwal yang kian ketat, namun ada satu urusan yang sepertinya sanggup mengalahkan semua perhatianku dari pekerjaan itu, apalagi kalau bukan tentang anak !

Setelah berhasil lulus UAN SD namun dengan nilai dianggap "mepet" .. karena jika dibandingkan dengan teman lainnya nilai rata-rata 7 ternyata masih dianggap terlalu rendah ..? Saya jadi teringat dulu saat lulus SD dengan rata2 nilai yang sama sudah menembus minimal 10 besar ..!

Anakku ini seakan jadi potret diriku waktu kecil dulu, kalau diminta belajar ..alasannya sudah kok padahal belum/males lebih seneng main bola ama anak2 seusianya sampai maghrib, pas waktu ujian ditanya bagaimana bisa le? dengan enteng menjawab: "ah gampang kok pak ...cuma ada sedikit yang sukar !"

Nah setelah keluar hasil UANnya dan kemudian mendaftar sekolah SMP yang dipilihnya ..akhirnya terbuka deh semua ..dia harus rela kalah dan gagal masuk SMP favoritnya! Saya cuma bisa menepuk jidat ini karena mulai puyeng mikirin bagaimana nasib sekolah anakku yang nomor dua ini? rasa penasaran bercampur kegelisahan mendadak muncul .."what's wrong boy ?? kenapa kita bisa gagal ? kenapa nggak bisa ngikuti jejak kemenangan dari sang nomor DUA ? ..kamu kan juga anakku yang nomor DUA!!" (aarrrghhh... ! maaf saya tahu nggak ada relevansinya antara pilpres dengan pilsek alias pilihan sekolah dari anakku ... soalnya jika sedang mengalami stressor kuat seperti ini biasanya muncul pikiran yang aneh-aneh dan nggak jelas juntrungnya ...)

Namun yang jelas kegagalan ini emang terasa pahit ..buat saya dan terutama buat dia! Satu-satunya upaya selain nambah doa, saya biasanya membenamkan diri dengan berbagai kesibukan(termasuk nulis postingan ini ..), dan saat mata yang sudah ikut letih ini mulai ngantuk ...tiba-tiba seperti ada yang menggerakkan kedua bola mataku menangkap sebuah bayangan buku kecil diantara tumpukan buku-buku lain yang terserak diujung meja kerja saya. Buku itu pelan-pelan kutarik, oh ternyata bukunya si Paul Arden yang sempat ku beli di bandara sebulan yang lalu, judulnya : "Whatever you think...think the opposite". Masih dengan agak males aku mulai membuka halaman demi halaman ..dan sejenak kemudian mata ini mendadak berbinar seperti layaknya menemukan sebuah mutiara dalam seonggok sekam yang mulai membusuk.. di halaman 114 buku itu terpampamng judul "Mum ! I've failed my exams. Disaster? It's an achievement"

It's commonplace to do all right or be somewhere in the middle.
Being bottom or neat the bottom has merit.

Many people who bottomed out at school have gone on to be rich and succesful, not due their pass marks, but because of their imagination.

So in order to succed in your failure, you have to think of your failed situation as a good place to start from.

Good marks will not secure you an interesting life
Your imagination will

Minggu, Juli 05, 2009

Dasar Katrok !


Begitu menginjakkan kaki di stasiun Gambir aku dan dua rekan kerja bergegas keluar sambil kedua tangan menenteng standing banner dan koper serta pundak ini tergantung tas isi laptop butut kesayanganku. Acara kami saat ini adalah diundang untuk ikut International Public Service Expo yang diselenggarakan oleh Menpan RI dan berlangsung tiga hari di Balai Kartini diseputar Jl. Gatot Subroto Jakarta. Saat itu jam menunjukkan pukul 22.30 berarti keretanya telat "cuma" 30 menit..lumayan juga . Kebetulan ada mertua yang selalu baik hati pengin menjemput jika menantu satu ini ada tugas ke Jakarta, sebuah perhatian dan bentuk kasih sayang yang luar biasa...

Kami sudah ditunggu Ibu mertua memakai mobil APV dengan drivernya, setelah mencium tangan beliau dan cipika cipiki, kami segera meluncur menuju Hotel Kartika Chandra tempat yang disediakan panitia buat kami menginap selama ikut pameran. Lokasinya katanya nggak terlalu jauh dengan tempat pameran, it's sound perfect! Setelah setengah jam tanpa ada kemacetan yang biasanya terjadi di sepanjang jalan metropolitan ini, akhirnya kami sampai di hotel dan saya langsung pamit & mengucapkan banyak terimakasih dengan Ibu mertua sekaligus minta sangu doa beliau.

Setelah check in dan memasukkan koper, lalu panitia saya kontak, bagaimana nih persiapan buat besok ? dia ternyata nggak menjawab..aaarggh ! ternyata jam sudah menunjukkan pukul 24.00 pantesan aja. Kamipun sepakat yang penting kita tengok dulu tempatnya malam ini, setelah berunding mau naik Taxi atau jalan kaki, akhirnya diputuskan jalan kaki karena menurut informasi tempat pamerannya itu disebelah kirinya hotel..Dengan penuh keyakinan kami berjalan kaki menenteng bahan pameran menembus jalan trotoar yang sudah mulai sepi. Lima menit berlalu ..sepuluh menitpun berlalu ..kami mulai resah sekaligus penat, tiap ada bangunan kami berhenti celingukan mencari nama atau umbul-umbul promosi tentang pameran yang akan kami ikuti.. dan tiap kali kami tanya dengan penjual nasgor atau satpam mereka cuma ngasih ancer-ancer gedungnya disana bang dekat pertigaan ... busyeeet ! pertigaan yang mana lagi sih kok nggak sampai-sampai? Kamipun tambah ragu, mau naik taxi nanti baru 1-3 menit sudah sampai, bisa tengsin juga nih ama sopir taxi-nya.!

Mendekati waktu 30 menit kami berjalan dalam kebingungan dan saat akan keluar "sumpah serapah" ..tiba-tiba didepan kami muncul baleho besar acara yang kami ikuti.fuuuih! akhirnya sampai juga. Kami bertiga nyengir sambil membatin kurang ajar hampir 1 km jaraknya dari hotel! aku masih ingat panitia bilang .."dekat kok pak hanya sebelahnya !" emang aneh orang sini .. mengartikan sebelahnya di Jakarta kok bisa sampai sekilo jauhnya yaaa??

Begitu kami masuk area pameran, ternyata panitia sudah pulang, kami celingukan mencari siapa yang piket malam ini...eh ternyata nggak ada, saya kontak panitia via phone juga nggak diangkat yo wis lah. Aku putuskan untuk memasang sendiri asesori dan bahan pameran yang kami bawa di stand LGSP-USAID, biar kalau panitianya mau marah terserah,lalu dengan sigap kami "acak-acak" sesuai selera kami.. sekitar satu jam kelar sudah!! Kami memandang puas dengan "karya" kami dan setelah memastikan nggak ada yang terlewat, kamipun sepakat pulang, jam sudah menunjukkan pukul 01.30 ..tiba2 baru terasa kalau perut ini lapeer banget, sialan kami jadi teringat belum sempet makan malam !!

Bergegas kami mencari bakul nasgor yang tadi sempat terlihat ada diujung jalan masuk gedung, duuh semoga belum pulang tuh orang..Alhamdulillah ternyat masih ada, kamipun merayakan malam menjelang pagi yang melelahkan dan membingungkan dengan "pesta nasgor"!. Untuk pulangnya belajar dari pengalaman, akhirnya kami memilih naik taxi aja .. dan tahu nggak ternyata ongkosnya cuma "Rp. 15 ribu perak" waktunya cuma 10 menit!! .... aarrrgghh dasar KATROK!